Ada Fenomena di Pasar Marak Muncul Mobil Bekas Tapi Masih Nol Km

1 day ago 3

Jakarta, CNBC Indonesia - China tengah kebanjiran mobil bekas nol kilometer. Mobil ini adalah kendaraan yang telah terdaftar sebagai kendaraan yang terjual tapi tidak pernah dikendarai, sehingga statusnya sebagai mobil bekas. Ini konsekuensi dari kapasitas produksi mobil di China yang sudah berlebih.

Kemudian dijual kembali sebagai mobil bekas meskipun jarak tempuhnya sedikit atau tidak ada sama sekali. Praktik ini sering kali melibatkan dealer afiliasi atau platform pihak ketiga.

"Langkah ini memiliki banyak tujuan: membantu produsen mobil mencapai target penjualan, memungkinkan dealer untuk melepas stok yang tidak terjual, dan, dalam beberapa kasus, memanfaatkan subsidi atau kebijakan ekspor yang terkait dengan status registrasi kendaraan," tulis Carnewschina dikutip Rabu (11/6/2025).

Produsen mobil China melakukannya untuk menggelembungkan data penjualan. Surat kabar People's Daily di China mengutuk praktik tersebut karena menjadi persaingan yang tidak sehat karena didorong oleh persaingan yang berlebihan.

Surat kabar itu mengeluarkan nada yang keras dan mendesak tindakan regulasi yang tegas untuk memulihkan ketertiban pasar.

"Bentuk pemotongan harga yang disamarkan ini mengganggu ketertiban pasar normal dan merupakan contoh mencolok dari 'involusi' industri otomotif," kata People's Daily dilansir dari Reuters.

"Begitu aturan persaingan pasar ditegakkan dengan benar, 'mobil bekas tanpa jarak tempuh' tidak akan dapat melaju jauh - atau lama," lanjutnya.

Meskipun penjualan mobil bekas tanpa jarak tempuh dianggap oleh banyak produsen mobil China sebagai cara yang efektif untuk menghabiskan persediaan mobil yang tidak terjual yang terus bertambah, dengan konsumen domestik dan luar negeri yang tergiur diskon besar untuk mobil yang masih baru, surat kabar milik pemerintah tersebut mencantumkan serangkaian dampak negatif yang disebabkan oleh praktik tersebut.

"Bagi produsen, taktik penjualan ini dapat membantu mengurangi persediaan dalam jangka pendek tetapi menekan margin keuntungan, meningkatkan kerugian, dan menghambat investasi dalam kualitas dan inovasi produk - yang pada akhirnya merugikan pembangunan berkelanjutan," kata artikel tersebut.

"Bagi konsumen, apa yang tampak seperti tawaran bagus dalam hal harga disertai dengan risiko tersembunyi: hilangnya manfaat pemilik pertama, potensi degradasi baterai, dan depresiasi yang lebih curam saat dijual kembali," lanjutnya, seraya menambahkan praktik tersebut merusak persaingan yang adil, mendistorsi data pasar, dan mengganggu pasar mobil baru dan bekas.

Surat kabar itu juga mencantumkan langkah-langkah yang harus diambil otoritas regulasi Tiongkok untuk mencegah penjualan mobil bekas tanpa jarak tempuh, termasuk memperkuat pengawasan registrasi kendaraan bekas, membangun sistem pelacakan siklus hidup kendaraan, dan secara ketat mengendalikan praktik penjualan kembali segera setelah registrasi.

Sebelumnya, Chairman Great Wall Motors Wei Jianjun melaporkan 3.000 hingga 4.000 dealer di platform mobil bekas China menggunakan praktik ini.

Perang harga telah mencengkeram industri otomotif China dalam beberapa tahun terakhir, sebagian didorong oleh merosotnya konsumsi domestik dan kelebihan kapasitas yang membuat banyak perusahaan kesulitan memenuhi target penjualan.

Secara makro, China mengalami tekanan deflasi yang meningkat karena tarif AS menambah suasana suram ekonominya. Perusahaan-perusahaan di berbagai sektor mulai dari makanan cepat saji hingga mode kelas atas telah memangkas harga di tengah kekhawatiran tentang kelebihan pasokan dan permintaan rumah tangga yang lesu.


(hoi/hoi)

Saksikan video di bawah ini:

Permintaan Turun, Honda Kurangi Investasi di Sektor Mobil Listrik

Next Article Jadi Pemain Baru, Mobil Listrik China Ini Langsung Laris "Jajah" RI

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |