6 Update Perang Dagang: Trump Ancam Tarif 200%-Airlangga Datang ke AS

3 hours ago 1
Daftar Isi

Jakarta, CNBC Indonesia - Perang dagang global kembali memanas setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan gelombang baru tarif impor terhadap sejumlah negara, termasuk Indonesia.

Langkah agresif ini menambah ketegangan global dan memicu respons cepat dari berbagai negara serta pelaku pasar.

Berikut enam perkembangan terbaru seputar perang dagang Trump hingga Rabu (9/7/2025):

1. Trump Kenakan Tarif Tembaga dan Obat, Ancaman hingga 200%

Dalam rapat kabinet Gedung Putih pada Selasa (7/7/2025), Trump mengumumkan rencana mengenakan tarif 50% untuk impor tembaga dan mengancam tarif hingga 200% untuk produk farmasi.

"Hari ini kita bahas tembaga," ujar Trump, dikutip AFP. "Kita juga akan membuat pengumuman soal farmasi... Mereka akan dikenai tarif sangat tinggi, seperti 200%."

Meski begitu, tarif untuk farmasi disebut tidak langsung berlaku. Pemerintah AS akan memberikan masa transisi 12-18 bulan. Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick mengatakan, kebijakan tarif farmasi dan semikonduktor masih dalam tahap finalisasi, dan studi pendukung akan selesai akhir bulan ini.

2. Malaysia Kritik Tarif Trump, ASEAN Waswas

Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim menyindir keras kebijakan tarif terbaru Trump dalam pertemuan para diplomat ASEAN di Kuala Lumpur.

"Alat yang dulunya digunakan untuk menghasilkan pertumbuhan kini digunakan untuk menekan, mengisolasi, dan membatasi," kata Anwar. Ia menilai tarif, pembatasan ekspor, dan hambatan investasi kini berubah menjadi senjata persaingan geopolitik.

Pernyataan ini muncul saat Menlu AS Marco Rubio dijadwalkan menghadiri forum ASEAN dua hari di Malaysia, mulai Kamis (10/7/2025).

3. Airlangga Bertolak ke AS, Bahas Tarif Impor RI 32%

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dijadwalkan bertemu tiga pejabat penting AS: Mendag Howard Lutnick, Menkeu Scott Bessent, dan USTR Jamieson Greer. Pertemuan ini sebagai respons atas surat tarif dari Trump yang mengenakan bea masuk 32% atas produk asal Indonesia.

"Kita harap Pak Menko sudah tiba di AS hari ini," kata Jubir Kemenko Perekonomian Haryo Limanseto. "Pertemuan dengan Lutnick sudah terjadwal, sementara dengan Bessent dan Greer masih disesuaikan."

Surat tarif disebut telah diterima Presiden RI Prabowo Subianto dan akan efektif berlaku mulai 1 Agustus 2025.

4. RI Tetap Berkomitmen Impor Barang AS US$ 34 Miliar

Meski dikenai tarif tinggi, Indonesia tetap melanjutkan kerja sama strategis dengan AS. Pada 7 Juli, pemerintah mengumumkan komitmen impor senilai US$ 34 miliar melalui penandatanganan MoU antara perusahaan RI dan AS, melampaui defisit perdagangan RI-AS yang diklaim Trump sekitar US$ 18-19 miliar.

"Komitmen ini mencakup sektor pertanian dan energi," ujar Airlangga. Acara penandatanganan di Washington D.C. dihadiri perusahaan strategis seperti Pertamina, FKS Group, Busana Apparel Group, dan Sorini Agro Asia Corporindo.

5. RI Masih Punya Waktu Negosiasi hingga 1 Agustus

Wakil Menlu RI Arif Havas Oegroseno menegaskan pemerintah masih bisa bernegosiasi. "Surat dari AS memberi ruang negosiasi sampai 1 Agustus," ujarnya usai rapat dengan Komisi I DPR.

Menurut Havas, surat tarif yang dikirim Trump bersifat standar dan tidak hanya ditujukan kepada negara BRICS. Ia menyebut, Jepang dikenai 24%, Korea Selatan 25%, Myanmar 44%, Laos 48%, dan Indonesia 32%.

"Sudah ada beberapa tawaran dari Indonesia, tapi tidak bisa diungkap semua karena sifat negosiasi yang sensitif," tambahnya.

6. Pasar Tak Gentar, Investor Justru Alihkan Fokus ke Asia

Kepala Eksekutif CGS International Securities Group Carol Fong mengatakan, pasar mulai "mati rasa" terhadap kebijakan dagang Trump.

"Dalam dua hari terakhir setelah tenggat tarif berakhir, pasar tak bereaksi tajam," katanya dalam forum Reuters Next Asia di Singapura.

Sebaliknya, Asia kini menarik minat baru. CEO ING Asia Pasifik Uday Sareen menyebut kawasan ini unggul dalam menarik FDI, sementara CEO Eastspring Investments Vis Nayar menyoroti India sebagai pasar yang menjanjikan, meski perlu waspada terhadap valuasi yang tinggi.


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Perang Baru Trump di Depan Mata, AS Siapkan Tarif Impor Tembaga 25%

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |