Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Narkotika Nasional (BNN) bersama Interpol dan Badan Intelijen Strategis (BAIS) TNI berhasil melakukan operasi senyap lintas negara yang berujung pada penangkapan buronan internasional Dewi Astutik alias "Mami" di Sihanoukville, Kamboja, pada Selasa.
Penangkapan ini merupakan langkah besar dalam upaya pemberantasan narkotika, mengingat Dewi Astutik disebut sebagai aktor intelektual di balik penyelundupan dua ton sabu senilai fantastis, Rp5 triliun, yang digagalkan pada Mei 2025.
Ia juga diburu oleh Korea Selatan (Korsel) dan negara-negara lain karena perannya sebagai rekrutor jaringan narkoba yang beroperasi lintas Asia-Afrika.
Berikut adalah fakta-fakta mendalam mengenai Dewi Astutik, yang dikenal sebagai "ratu sabu Rp 5 triliun" jaringan internasional, disajikan dalam bentuk paragraf:
1. Asal Usul dan Latar Belakang
Dewi Astutik memiliki nama asli Pariyatin dan berusia 43 tahun, diketahui berasal dari Ponorogo, Jawa Timur. Sebelum terjerumus ke dalam jaringan narkoba internasional, Dewi Astutik tercatat pernah bekerja sebagai Tenaga Kerja Wanita (TKW) di luar negeri, termasuk di Taiwan dan Hong Kong.
Ia akhirnya menetap dan menjadi buronan di Kamboja. Pelariannya sempat membuatnya menggunakan identitas adiknya untuk mengelabui aparat saat proses pengejaran.
2. Transisi dari TKW Menjadi Aktor Intelektual
Peran Dewi Astutik dalam jaringan narkoba tidak hanya sekadar kurir, melainkan sebagai aktor intelektual utama yang memulai bisnisnya sejak tahun 2023 dan bertanggung jawab atas pengendalian seluruh operasi. Tanggung jawabnya mencakup perekrutan Warga Negara Indonesia (WNI) di Kamboja untuk dijadikan kurir, serta pengawasan distribusi narkotika berbagai jenis, termasuk sabu, kokain, dan ketamin, dalam skala yang sangat besar.
3. Jaringan Operasi Golden Triangle dan Crescent
Jaringan narkoba yang dikendalikan oleh Dewi Astutik sangat aktif beroperasi di wilayah kunci produksi narkoba, yakni Golden Triangle (Thailand, Myanmar, Laos), dan juga memiliki koneksi ke wilayah Golden Crescent (Afghanistan, Iran, Pakistan). Wilayah operasi jejaringnya luas, mencakup rute distribusi ke negara-negara seperti Laos, Hong Kong, Korea, Brasil, hingga Ethiopia, dan ia diketahui memiliki kaitan erat dengan gembong narkoba besar Indonesia lainnya, Fredy Pratama.
4. Status Buronan Internasional
Dewi Astutik telah menjadi buronan utama BNN sejak tahun 2024 dan masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) Interpol. Selain dicari oleh otoritas Indonesia, ia juga merupakan DPO dari negara Korsel karena perannya yang signifikan sebagai rekrutor yang bertanggung jawab dalam menggerakkan jaringan perdagangan narkotika lintas Asia dan Afrika.
5. Ditangkap Bersama Seorang Pria
Penangkapan Dewi Astutik berhasil dilakukan di Sihanoukville, Kamboja, sekitar pukul 13.39 waktu setempat. Ia diringkus oleh tim gabungan BNN, Polisi Kamboja, KBRI Phnom Penh, dan BAIS TNI saat sedang berada di dalam kendaraan Toyota Prius berwarna putih dan hendak menuju lobi sebuah hotel bersama seorang prianya, berkewarganegaraan Pakistan, yang diyakini sebagai kekasihnya.
(tps/tps)
[Gambas:Video CNBC]


















































