Walhi: Perdagangan Karbon Bukan Jalan Utama Mengatasi Krisis Iklim

4 hours ago 2

Belem -

Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) menyoroti konsep perdagangan karbon yang dikenalkan Indonesia dalam KTT COP30. Menurutnya, mengatasi perubahan iklim harus dari akarnya.

"Karbon trading ini kan sebenarnya bukan jalan utama ya dalam mengatasi krisis iklim, karena kita tahu, akar dari krisis iklim itu sendiri adalah pelepasan emisi dalam skala yang besar dari sektor-sektor industri dan ekstraktif gitu, " kata Manajer Kampanye Hutan dan Kebun Walhi, Uli Arta Siagian saat ditemui di COP30 Brasil, Selasa (11/11).

"Kalau misalnya kita benar-benar serius mau mengatasi krisis iklim, maka sebenarnya menutup atau menyelesaikan akar persoalan tuh menjadi penting, artinya kita perlu langkah yang lebih progresif untuk misalnya menekan laju pelepasan hutan untuk izin-izin ekstraktif maupun izin-izin dalam konteks transisi energi, " tambahnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Uli, perdagangan karbon tak membuat perusahaan-perusahaan mengurangi pengeluaran emisi. Ia mendorong pemerintah segera membuat kebijakan yang mendorong deforestasi skala besar.

Uli juga mendorong delegasi Indonesia dalam COP30 ini untuk menagih utang iklim negara maju. Ia turut mengingatkan Indonesia untuk memperhatikan lost and damage karena wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil di Indonesia paling terancam oleh krisis iklim.

"Maka lost and damage itu penting untuk ditagihkan sebagai salah satu bagian dari hutang Iklim negara-negara utara gitu," jelas Uli.

Diketahui, Indonesia memperkenalkan konsep baru dalam perhelatan Konferensi Perubahan Iklim ke-30 (KTT COP30) di Brasil. Konsep itu bernama 'Seller Meet Buyer'.

Konsep ini diperkenalkan oleh Menteri Lingkungan Hidup/Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq saat pembukaan Paviliun Indonesia, Senin (10/11/2025) waktu setempat. Menurutnya, inovasi ini memperlihatkan bahwa diplomasi iklim tak harus soal kebijakan, tapi juga terkait ekonomi.

"Kami menjembatani penjual dan pembeli kredit karbon, memfasilitasi keterlibatan langsung dan transparan dalam Kerangka Pasar Karbon Berintegritas Tinggi Indonesia," ujar Hanif.

"Inisiatif ini mewujudkan keyakinan kami bahwa diplomasi iklim yang efektif tidak hanya harus menginformasikan kebijakan, tetapi juga memungkinkan transformasi ekonomi," tambahnya.

Menurut Hanif, perdagangan karbon ini bisa memberi manfaat kepada masyarakat Indonesia. Dia juga menilai hal ini bisa mendorong pemanfaatan lahan di Indonesia.

(eva/eva)

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |