Trump Blak-blakan Mau Bom Iran, Ancam Tarif Gila-gilaan

1 day ago 8

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden AS Donald Trump mengancam akan melakukan pengeboman terhadap Iran jika tidak membuat kesepakatan nuklir. Pernyataan tersebut dilontarkan Trump sejak Iran menolak negosiasi langsung dengan Washington minggu lalu.

Trump mengatakan kepada NBC News bahwa para pejabat AS dan Iran sedang membahas hal tersebut, tetapi tidak menjelaskan lebih lanjut.

"Jika mereka tidak membuat kesepakatan, akan ada pengeboman," kata Trump dalam sebuah wawancara telepon, dikutip Senin (31/3)

"Ini akan menjadi pengeboman yang belum pernah mereka lihat sebelumnya," ungkapnya.

"Ada kemungkinan bahwa jika mereka tidak membuat kesepakatan, saya akan mengenakan tarif sekunder pada mereka seperti yang saya lakukan empat tahun lalu," tegas Trump.

Sementara, Iran mengirimkan tanggapan melalui Oman atas surat dari Trump yang mendesak Teheran untuk mencapai kesepakatan nuklir baru. Menteri luar negeri Teheran mengatakan bahwa kebijakannya adalah untuk tidak terlibat dalam negosiasi langsung dengan Amerika Serikat saat berada di bawah kampanye tekanan maksimum dan ancaman militernya.

Presiden Iran Masoud Pezeshkian menegaskan kembali kebijakan tersebut pada hari Minggu.

"Perundingan langsung (dengan AS) telah ditolak, tetapi Iran selalu terlibat dalam perundingan tidak langsung, dan sekarang pun, Pemimpin Tertinggi telah menekankan bahwa perundingan tidak langsung masih bisa dilanjutkan," katanya, merujuk pada Ayatollah Ali Khamenei.

Presiden Iran Masoud Pezeshkian menegaskan kembali kebijakan tersebut pada hari Minggu. "Negosiasi langsung (dengan AS) telah ditolak, tetapi Iran selalu terlibat dalam negosiasi tidak langsung, dan sekarang, Pemimpin Tertinggi telah menekankan bahwa negosiasi tidak langsung masih dapat dilanjutkan," katanya, merujuk pada Ayatollah Ali Khamenei.

Dalam wawancara dengan NBC, Trump juga mengancam apa yang disebut tarif sekunder, yang memengaruhi pembeli barang-barang suatu negara, baik Rusia maupun Iran. Ia menandatangani sebuah perintah eksekutif minggu lalu yang mengesahkan tarif-tarif semacam itu untuk para pembeli minyak Venezuela.

Hingga saat ini, Trump belum dapat menjelaskan lebih lanjut mengenai potensi tarif tersebut.

Sebagai informasi, pada masa jabatannya yang pertama di tahun 2017 hingga 2021, Trump menarik AS dari kesepakatan tahun 2015 antara Iran dan negara-negara besar dunia yang memberikan batasan ketat terhadap aktivitas nuklir Teheran yang disengketakan dengan imbalan keringanan sanksi.

Trump juga memberlakukan kembali sanksi-sanksi AS. Sejak saat itu, Republik Islam telah jauh melampaui batas-batas yang disepakati dalam program pengayaan uranium yang meningkat.

Teheran sejauh ini menolak peringatan Trump untuk membuat kesepakatan atau menghadapi konsekuensi militer.

Negara-negara Barat menuduh Iran memiliki agenda rahasia untuk mengembangkan kemampuan senjata nuklir dengan memperkaya uranium ke tingkat kemurnian fisil yang tinggi, di atas apa yang mereka katakan dapat dibenarkan untuk program energi atom sipil.

Teheran mengatakan bahwa program nuklirnya sepenuhnya untuk tujuan energi sipil.


(fab/fab)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Langkah Pemerintah Wujudkan Swasembada Pangan

Next Article Trump Mau Caplok Gaza, Negara-negara Arab Bersatu Lakukan Ini

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |