Terungkap! China Punya 'Senjata' Mengerikan, Dunia di Ambang Petaka

1 week ago 6

Jakarta, CNBC Indonesia - China kembali menjadi sorotan internasional setelah berhasil mengembangkan alat yang mampu memotong kabel bawah laut yang diperkuat pada kedalaman ribuan meter di bawah permukaan laut.

Inovasi ini muncul di tengah kekhawatiran bahwa kapal-kapal China mungkin menargetkan infrastruktur bawah laut, yang dapat mengancam komunikasi sipil maupun militer dalam situasi krisis.

Sejak awal 2024, kapal-kapal China telah diduga terlibat dalam beberapa kasus sabotase kabel bawah laut, termasuk di Laut Baltik dan sekitar Taiwan-pulau yang diklaim sebagai bagian dari wilayah China. Beberapa investigasi menunjukkan bahwa kapal-kapal China berada di lokasi saat kerusakan terjadi, dengan bukti seperti pergerakan jangkar yang menyeret kabel sebagai kemungkinan penyebab utama.

Lebih lanjut, peningkatan jumlah paten yang diajukan oleh perusahaan-perusahaan China terkait teknologi pemotong kabel bawah laut menambah kekhawatiran global. Kabel bawah laut merupakan infrastruktur vital yang membawa lebih dari 95% komunikasi global, termasuk data militer dan komunikasi pemerintah.

Alat pemotong kabel bawah laut ini dikembangkan oleh China Ship Scientific Research Center bekerja sama dengan Laboratorium Kendaraan Laut Dalam milik negara. Menurut laporan South China Morning Post, perangkat ini mampu memotong kabel pada kedalaman hingga 4.000 meter atau sekitar dua kali lipat dari kedalaman kabel bawah laut terdalam yang saat ini digunakan.

Inovasi ini pertama kali dipublikasikan dalam jurnal berbahasa Mandarin, Mechanical Engineer, bulan lalu. Teknologi ini diklaim untuk kepentingan sipil seperti penyelamatan bawah laut dan operasi penambangan di dasar laut.

Namun, banyak pihak yang khawatir bahwa alat ini dapat digunakan untuk tujuan yang lebih agresif.

Perangkat ini dirancang untuk digunakan pada kendaraan bawah laut seperti Fendouzhe dan Haidou-1. Dengan lapisan paduan titanium dan segel khusus, alat ini dapat bertahan dalam tekanan ekstrem di kedalaman laut dalam waktu yang lama.

Keunggulan utama alat ini adalah roda gerinda berlapis berlian yang berputar dengan kecepatan tinggi hingga 1.600 putaran per menit, memungkinkan pemotongan lapisan baja pelindung kabel dalam waktu singkat.

Kekhawatiran Militer

Banyak pengamat internasional menilai pengembangan teknologi ini sebagai ancaman potensial terhadap keamanan komunikasi global, terutama karena pemerintah China memiliki kewenangan hukum untuk mengontrol perusahaan swasta.

Hal ini menimbulkan kekhawatiran mengenai kemungkinan gangguan komunikasi militer AS di jaringan pangkalan mereka di Pasifik, termasuk Guam.

Beberapa tokoh dan pakar keamanan internasional mengungkapkan kekhawatiran mereka.

Bonnie Glaser, Direktur Program Indo-Pasifik di German Marshall Fund AS, menulis di platform X, "Beijing bersikeras bahwa mereka tidak bertanggung jawab atas pemotongan kabel bawah laut. Lalu mengapa mereka baru saja mengungkap alat pemotong kabel laut dalam yang mampu memotong hingga kedalaman 4.000 meter?"

Theresa Fallon, pendiri dan direktur Centre for Russia Europe Asia Studies di Brussels, juga menulis di X, "Perangkat pemotong kabel laut dalam China membuat penjelasan seperti 'itu hanya kecelakaan' semakin sulit diterima."

Di sisi lain, juru bicara Kedutaan Besar China di Washington, Liu Pengyu, sebelumnya menyampaikan pernyataan kepada Newsweek bahwa pihaknya akan terus bekerja sama dengan komunitas internasional untuk secara aktif mempromosikan pembangunan infrastruktur informasi global seperti kabel bawah laut, serta melindungi dan membangun komunitas dunia maya yang memiliki masa depan bersama

Kasus yang Masih Diselidiki

Saat ini, beberapa investigasi mengenai dugaan sabotase kabel oleh kapal-kapal China masih berlangsung. Salah satu kasus terbaru melibatkan kapal berbendera Togo yang diawaki oleh kru asal China.

Kapal ini ditahan oleh otoritas Taiwan pada Februari lalu di dekat lokasi di mana kabel yang menghubungkan pulau utama Taiwan dengan Kabupaten Penghu mengalami kerusakan.

Keberadaan alat pemotong kabel bawah laut ini semakin memperkuat dugaan bahwa China memiliki kapabilitas untuk mengganggu komunikasi bawah laut secara strategis.

Situasi ini diprediksi akan meningkatkan ketegangan geopolitik di kawasan, terutama antara China dan negara-negara Barat yang mengandalkan kabel bawah laut untuk komunikasi militer dan sipil mereka.

Seiring dengan meningkatnya risiko gangguan terhadap infrastruktur bawah laut, banyak negara kini mempertimbangkan langkah-langkah tambahan untuk memperkuat keamanan kabel bawah laut mereka.

Langkah-langkah ini mencakup peningkatan pengawasan, perlindungan fisik terhadap kabel, serta pengembangan teknologi untuk mendeteksi dan menangkal upaya sabotase.


(luc/luc)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Taiwan 'Dikepung' 45 Jet Tempur & 14 Kapal Perang China

Next Article Taiwan Tembak Rudal, Laut China Selatan Memanas

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |