Pendapatan Non-Bunga Jadi Penopang Kinerja Bank Woori Saudara

2 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia — Kinerja pendapatan non-bunga menjadi penopang bottom line PT Bank Woori Saudara Tbk (SDRA). Sebagaimana diketahui, industri kini berhadapan dengan tekanan beban bunga di tengah era biaya dana mahal.

Berdasarkan laporan keuangan interim per 30 September 2025, pendapatan bunga bersih BWS sebesar Rp1,29 triliun.

pendapatan operasional lainnya atau non-bunga mencapai Rp160,86 miliar. Angka ini didorong oleh pendapatan komisi dan administrasi sebesar Rp103,75 miliar, laba dari transaksi spot dan derivatif senilai Rp51,23 miliar, serta pendapatan lainnya sebesar Rp5,88 miliar.

Analis Ajaib Sekuritas, Rizal Rafly menilai strategi diversifikasi pendapatan penting untuk menjaga ketahanan profitabilitas bank menengah. "Layanan digital bukan hanya soal efisiensi, tapi juga membuka kanal pendapatan baru, terutama dari biaya transaksi dan produk perbankan digital," ujarnya, dikutip Selasa (18/11/2025).

Transformasi digital yang dijalankan BWS, menurut analisis berdasarkan keterkaitan dengan jaringan Woori Bank Korea dan tren digitalisasi industri, mencakup pembaruan sistem perbankan, penguatan layanan digital lending, serta optimalisasi kerja sama remitansi lintas negara melalui jaringan grup Woori. Inovasi ini juga membantu BWS memperluas basis nasabah ritel, terutama di segmen milenial dan pelaku UMKM.

Hal tersebut sejalan dengan perubahan perilaku nasabah pasca-pandemi. "Nasabah kini lebih mengandalkan layanan digital untuk transaksi dan pembiayaan. BWS memahami tren ini dengan memperluas layanan mobile dan internet banking-nya, yang ujungnya meningkatkan fee-based income secara berkelanjutan," kata Rafly. 

Selain memperkuat pendapatan non-bunga, BWS juga menekan biaya operasional melalui digitalisasi proses internal, termasuk otomasi administrasi, data analytics, dan sistem anti-fraud berbasis AI. Upaya efisiensi ini berkontribusi terhadap stabilnya Pre-Provision Operating Profit (PPOP) yang mencapai sekitar Rp365 miliar hingga September 2025, meski beban tenaga kerja dan promosi meningkat.

Dengan fondasi modal kuat yang tercermin dari capital adequacy ratio (CAR) sebesar 32,25% dan likuiditas yang terjaga, strategi digital BWS menjadi pilar penting dalam menjaga pertumbuhan profitabilitas jangka panjang.

Kombinasi antara efisiensi, peningkatan fee-based income, dan digitalisasi yang agresif menempatkan BWS di posisi strategis untuk bersaing di tengah transformasi lanskap perbankan nasional.

"BWS sudah berada di jalur yang tepat, memperkuat pendapatan non-bunga lewat digitalisasi. Ini langkah penting untuk menciptakan pertumbuhan yang berkelanjutan di tengah perubahan model bisnis perbankan," tutup Rafly.


(mkh/mkh)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Transaksi QRIS Antar Negara Bank Mandiri Tembus Rp49 M, Naik 3X Lipat

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |