Jakarta, CNBC Indonesia - Saat ini Indonesia telah memasuki musim penghujan akhir tahun. Meski hujan membawa suasana sejuk dan segar, tetapi juga dapat menjadi momen rawan bagi kesehatan anak-anak.
Spesialis Anak sekaligus CEO Tentang Anak, dr. Mesty Ariotedjo, Sp.A, MPH mengatakan bahwa influenza di Indonesia meningkat hingga 38%. Adapun angka tersebut menurut data Kemenkes, minggu ke-38 tahun 2025.
Untuk itu, penting untuk orang tua agar mengenali penyakit-penyakit yang sering muncul di musim hujan agar dapat melakukan pencegahan sejak dini.
"Saat musim hujan, beberapa penyakit memang lebih mudah menyerang anak. Ini karena sistem kekebalan tubuh anak umumnya belum bekerja sekuat sistem imun orang dewasa," kata dr. Mesty saat Acara Health Talk by Halodoc x Tentang Anak pada Selasa (4/11/2025).
Lebih lanjut ia mengatakan bahwa musim hujan membuat cuaca menjadi lembap. Ini menyebabkan beberapa jenis mikroba berkembang biak. Selain itu, musim hujan menyebabkan sistem kekebalan tubuh anak menurun.
Selain influenza, ada beberapa penyakit musim hujan yang sering menyerang anak seperti sakit tenggorokan, diare, demam berdarah, tifus dan demam.
"Infeksi saluran pernapasan akut yang disebabkan oleh virus influenza (tipe A, B, terkadang C) yang dapat memengaruhi hidung, tenggorokan, dan paru-paru; serangannya seringkali tiba-tiba dan penyakitnya mungkin lebih parah," paparnya.
Pencegahan dan Pengobatan
Pencegahan
- Lakukan pembilasan hidung secara teratur untuk membersihkan saluran pernapasan.
- Tidur yang cukup sesuai anjuran.
- Lakukan vaksin flu tahunan (dimulai pada usia 6 bulan) untuk mencegah infeksi virus tipe A dan B; diperbarui setiap musim. Vaksinasi dan langkah-langkah higienis mengurangi risiko komplikasi.
- Konsumsilah makanan bergizi (menyeimbangkan mikronutrien dan mikronutrien, termasuk vitamin D 600 IU) untuk menjaga & mendukung sistem kekebalan tubuh.
Pengobatan
- Istirahat yang cukup di rumah dan hindari sekolah/kerja sampai pulih sepenuhnya.
- Istirahat yang cukup, hidrasi, dan pereda demam/nyeri (parasetamol/ibuprofen, mentol & eukaliptus) untuk mengelola gejala.
- Konsultasikan dengan dokter jika gejala menetap atau memburuk.
- Pengobatan antivirus dini dan perawatan suportif membantu mengurangi risiko komplikasi parah. Obat antivirus (misalnya, oseltamivir, zanamivir) direkomendasikan terutama untuk kasus berat dan kelompok berisiko tinggi (seperti anak di bawah 5 tahun, lansia, ibu hamil, dan individu dengan penyakit kronis seperti asma, diabetes, atau penyakit jantung) dalam 48 jam pertama untuk memperpendek durasi dan tingkat keparahan penyakit.
- Cuci tangan secara teratur, tutup mulut/hidung saat batuk atau bersin, dan hindari kontak dekat dengan orang sakit.
- Pastikan hindari pemicu alergi.
(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bahaya! Jangan Lakukan 5 Kegiatan Ini Saat Hujan Petir


















































