Jakarta, CNBC Indonesia - Pada Selasa hari ini (25/3/2026), bank pelat merah RI, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) mengumumkan pembagian dividen dengan yield jumbo.
Berdasarkan hasil Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), Bank Mandiri memutuskan membagikan 78% dari laba tahun buku 2024 atau senilai Rp 43,5 triliun.
Dengan demikian investor akan mendapatkan setara Rp 466,18 per saham. Dari nilai ini jika dibagi harga saham per hari ini di Rp4.760 per lembar, yield yang potensi diraih investor mencapai 9,78%.
Perlu dicatat, yield akan semakin besar nilai-nya jika investor punya saham di leve harga lebih rendah.
Adapun jika melihat secara historis, pembagian dividen kali ini mencetak yield tertinggi selama lebih dari dua dekade terakhir.
Dividen ini akan menjadi pemanis bagi setiap pemegang saham BMRI, terutama di kondisi saat ini, ekonomi yang sedang sulit dan daya beli masyarakat lemah. Dividen bisa menjadi THR bagi investor dan tambahan modal lagi untuk investasi maupun sebagai booster untuk konsumsi.
Bila dirinci, pemerintah sebagai pengendali emiten bersandi BMRI akan menerima Rp 22,62 triliun yang jika sebelumnya disetorkan ke rekening kas umum negara, kini akan dikelola oleh Danantara.
Sebagai informasi, Bank Mandiri mencatatkan laba bersih periode berjalan secara konsolidasi yang dapat diatribusikan kepada pemilik sebesar Rp55,78 triliun sepanjang tahun 2024. Perolehan tersebut tumbuh 1,31% secara tahunan (yoy) dari perolehan tahun 2023 sebesar Rp55,06 triliun.
Mengutip laporan keuangan Bank Mandiri, pencapaian tersebut tidak terlepas dari pendapatan bunga dan syariah bersih sebesar Rp101,75 triliun, naik 6,12% yoy pada tahun 2024.
Pada fungsi intermediasi, penyaluran kredit Bank Mandiri tercatat melesat 19,36% yoy menjadi sebesar Rp1.623,21 triliun, pada periode yang berakhir Desember 2024.
Kualitas kredit pun terjaga dengan rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) gross sebesar 0,97% dan NPL net sebesar 0,33% per Desember 2024.
Pada penghimpunan dana, Bank Mandiri berhasil mencatatkan total dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp1.698,89 triliun, tumbuh 7,74% yoy dari setahun sebelumnya Rp 1.576,94 triliun.
Dengan begitu, rasio pinjaman terhadap simpanan atau loan to depostit ratio (LDR) Bank Mandiri sebesar 98,04% per akhir tahun 2024, melambung dari setahun sebelumnya 86,75%.
Aset Bank Mandiri pun tercatat meningkat 11,63% yoy menjadi Rp2.427,22 triliun pada akhir tahun 2024.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(tsn/tsn)