Lewat Sekolah Rakyat, Annisa Bercita-cita Jadi Pilot Wanita di Masa Depan

6 hours ago 2

Jakarta -

Udara panas tak menyurutkan semangat para siswa Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 13 Bekasi untuk terus belajar. Bagi mereka, sekolah ini bukan sekadar tempat menuntut ilmu, tetapi rumah kedua yang memberi harapan baru, termasuk bagi Annisa Nur Khofifa (17).

Meskipun sempat terhenti di bangku kelas 2 SMA karena kekurangan biaya dan harus merawat sang ayah, Annisa merasa beruntung karena kembali bisa mengenakan seragam sekolah.

Di balik wajah manisnya, tersimpan luka masa kecil akibat tindak kekerasan yang membuatnya merasa tertekan hingga ingin kabur dari rumah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ibu dan kakaknya meninggalkan Annisa bersama sang ayah yang memerlukan perawatan akibat penyakit genetik. Biaya kehidupan sehari-hari mereka berdua pun dibantu seadanya oleh sanak saudara.

"Pas diajak lihat sekolahnya (Sekolah Rakyat), aku langsung mau, karena boarding school. Jadi aku bisa lepas dari rumah dan punya banyak teman juga," ujarnya dalam keterangan tertulis, Kamis (9/10/2025).

Program Sekolah Rakyat yang menjadi gagasan Presiden Prabowo Subianto melalui Kementerian Sosial menjadi titik terang dalam hidupnya. Baginya, sekolah ini bukan hanya ruang belajar, tetapi rumah kedua tempat ia bertumbuh, menemukan teman-teman baru, hingga menata kembali mimpi yang sempat terhenti.

"Aku sering diremehkan, dibilang enggak akan bisa sekolah karena bapak enggak kerja. Aku mau buktikan kalau aku bisa," ungkapnya.

Saat Annisa menceritakan kehadiran Sekolah Rakyat sebagai jalan untuk terus melanjutkan pendidikan kepada sang ayah, sempat terdapat reaksi penolakan. Bantuan dari pihak pendamping program keluarga harapan (PKH) Kemensos pun menjadi penyelamat. Meskipun sosok yang mengantar dirinya ke sekolah pertama kali bukanlah sang ayah, ia tidak berkecil hati, tetap semangat, dan yakin keputusannya kali ini tepat.

Saat pertama kali melangkah masuk ke gerbang Sekolah Rakyat, ia masih ingat betul rasa kagumnya, tidak menyangka akan menemukan fasilitas belajar yang begitu berbeda dari sekolah sebelumnya.

"Aku kaget karena belajar pakai tab sama laptop, jadi aku kagum," ujarnya sambil tersenyum.

Di antara lembar buku hariannya, tersimpan cita-citanya untuk menjadi pilot wanita di masa depan.

"Ada keluarga dari pihak ayah yang jadi pilot, jadi aku sering tanya-tanya gimana caranya," katanya.

Untuk ayahnya, Annisa menyimpan sebuah mimpi yang hangat, kelak ketika ia lulus nanti sang ayah masih ada untuk menyaksikan keberhasilannya.

"Aku pengen nunjukin ke ayah kalau aku bisa jadi pilot, bahkan bawa ayah naik pesawat," harapnya.

Rasa syukur tak henti ia panjatkan, terutama kepada Presiden Prabowo Subianto dan Menteri Sosial Saifullah Yusuf yang telah menghadirkan Sekolah Rakyat. Baginya, program ini bukan sekadar ruang belajar, melainkan sebuah jembatan yang membawanya kembali pada harapan dan keberanian untuk menggapai masa depan.

Program Sekolah Rakyat sendiri merupakan miniatur pengentasan kemiskinan yang digagas oleh Presiden Prabowo Subianto bersama Menteri Sosial Saifullah Yusuf. Dengan target total 165 titik di seluruh Indonesia pada 2025, Sekolah Rakyat bertujuan untuk memberikan harapan kepada anak-anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem agar dapat menggapai cita-cita serta keluar dari jerat kemiskinan.

(akd/akd)

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |