Jakarta, CNBC Indonesia - Tengkorak anak kecil yang ditemukan di Israel berusia 140.000 tahun disebut bisa menjadi bukti kuat bahwa manusia modern pernah kawin campur dengan Neanderthal. Studi terbaru menunjukkan bahwa anak tersebut memiliki campuran ciri khas dari kedua spesies manusia purba tersebut.
Tengkorak yang ditemukan di Gua Skhul, Gunung Carmel, Israel, dianalisis oleh tim peneliti dari Prancis menggunakan teknologi CT scan. Hasilnya, bagian otak dari tengkorak menunjukkan ciri manusia modern (Homo sapiens), tetapi rahangnya lebih menyerupai Neanderthal, spesies manusia purba yang hidup di Eurasia hingga puluhan ribu tahun lalu.
Anne Dambricourt Malassé, paleoantropolog dari CNRS dan Museum Nasional Sejarah Alam Prancis, mengatakan bahwa tidak mungkin morfologi ini hanya merupakan variasi dari Homo sapiens, dan secara objektif anak tersebut adalah hibrida.
Skhul dikenal sebagai situs pemakaman manusia terorganisir tertua di dunia. Penemuan ini memperkuat hipotesis bahwa kawin silang antara manusia modern dan Neanderthal terjadi jauh lebih awal dari yang diperkirakan.
Namun, sejumlah ahli masih mempertanyakan kesimpulan studi ini. Chris Stringer, paleoantropolog dari Natural History Museum di London, yang tidak terlibat dalam studi tersebut, mengakui bahwa rahangnya memang terlihat primitif.
Tapi secara keseluruhan, ia berpendapat bahwa fosil-fosil Skhul tetap lebih dekat dengan Homo sapiens. Meski begitu, ia juga menyebutkan bahwa hasil studi ini sejalan dengan temuan studi tahun 2024 yang menyebutkan adanya aliran genetik antara Neanderthal dan manusia sekitar 100.000 tahun lalu.
"Meski bukan hibrida generasi pertama, sangat mungkin bahwa fosil Skhul mencerminkan adanya aliran genetik antara dua populasi tersebut," kata Stringer, dikutip dari Live Science, Senin (14/7/2025).
"Tapi secara keseluruhan, jika melihat semua material termasuk kerangka, saya tetap berpendapat bahwa ini utamanya merupakan Homo sapiens," imbuhnya.
John Hawks dari University of Wisconsin-Madison juga menekankan pentingnya analisis DNA sebelum mengambil kesimpulan soal hibrida. Ia mengingatkan bahwa manusia modern sendiri punya tingkat keragaman fisik yang tinggi tanpa perlu melibatkan spesies lain.
Diketahui, manusia modern memang memiliki sekitar 1-3% DNA Neanderthal sebagai hasil dari perkawinan silang puluhan ribu tahun lalu. Namun, temuan tengkorak anak ini, yang disebut Skhul I, bisa menjadi petunjuk penting dalam menyusun ulang sejarah evolusi manusia.
Lantas, siapa sebenarnya anak manusia purba ini?
Skhul I merupakan milik seorang anak, kemungkinan perempuan, berusia 3 hingga 5 tahun. Bagian tengah wajah dan sebagian besar dasar tengkorak hilang, sedangkan sisanya ditemukan dalam kondisi terpecah.
Upaya rekonstruksi oleh arkeolog di masa lalu melibatkan penggunaan plester untuk menyatukan kembali bagian-bagian tengkorak, yang kemudian menyulitkan studi modern. Dengan teknologi CT scan terbaru, para peneliti berhasil menghapus plester tersebut secara virtual dan membandingkannya dengan spesimen lain.
Ciri manusia modern yang ditemukan pada tengkorak ini termasuk orientasi vertikal tulang di dasar tengkorak, sementara ciri Neanderthal pada rahangnya adalah ketiadaan dagu.
(dem/dem)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Fakta Hasil Perkawinan Silang Manusia Purba Terungkap, Ini Kata Pakar