Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan kabar terbaru dari 18 proyek hilirisasi yang telah diajukan ke badan pengelola investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara).
Pemerintah sendiri menargetkan percepatan penyelesaian studi kelayakan (Feasibility Study/FS) agar keputusan mengenai proyek mana yang diprioritaskan dapat segera diambil pada akhir tahun ini.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian ESDM, Ahmad Erani Yustika mengungkapkan bahwa pihaknya menjadwalkan pertemuan lanjutan dengan pihak Danantara pada hari Selasa pekan depan. Rapat itu bertujuan untuk mengevaluasi progres terkini dari studi yang telah berjalan serta berkoordinasi dengan Sekretariat Kabinet (Setkab).
"Kemarin pertemuan kita dengan Setkab membahas itu lagi, terus ada pertemuan lanjutan hari Selasa depan kita akan bertemu dengan Danantara untuk melihat perkembangan terakhir mengenai FS yang sudah dikerjakan di sana dan apa saja yang kira-kira bisa dilakukan percepatan untuk proyek hilirisasi ini," jelasnya saat ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, dikutip Senin (8/12/2025).
Erani menjelaskan bahwa Presiden RI Prabowo Subianto memiliki harapan besar agar dokumen studi kelayakan tersebut dapat rampung pada bulan Desember ini. Hal itu agar pemerintah bisa mengambil langkah selanjutnya mengenai proyek-proyek hilirisasi yang siap untuk dieksekusi.
"Kurang lebih Presiden berharap agar pada bulan Desember sudah ada FS yang selesai dan segera ada keputusan proyek-proyek mana yang bisa dimulai begitu dulu. Makanya kita akan lakukan pertemuan untuk itu Satgas Hilirisasi, Kementerian ESDM, kemudian Danantara, nanti juga ada Setkab," tambahnya.
Mengenai detail proyek spesifik yang akan diprioritaskan, pemerintah masih menunggu laporan lengkap dari Danantara dalam pertemuan mendatang.
"Kita ingin mendengarkan dari Danantara juga. Kita ingin tahu selama beberapa bulan terakhir ini setelah kita menyerahkan pra-FS-nya itu apa saja yang sudah dikerjakan dan sampai sejauh mana perkembangan untuk FS ini pada masing-masing proyek tadi itu," tandasnya.
Berikut detail 18 proyek hilirisasi yang direncanakan untuk dibangun:
1. Industri Smelter Aluminium (Bauksit) Mempawah, Kalimantan Barat dengan nilai investasi Rp60 triliun. Potensi lapangan kerja sebanyak 14.700 orang.
2. Industri DME (batu bara) di Bulungan, Kutai Timur, Kota Baru, Muara Enim, Pali, Banyuasin dengan nilai investasi Rp164 triliun. Potensi lapangan kerja sebanyak 34.800 orang.
3. Industri aspal di Buton, Sulawesi Tenggara dengan nilai investasi Rp1,49 triliun. Potensi lapangan kerja sebanyak 3.450 orang.
4. Industri Mangan Sulfat di Kupang Nusa Tenggara Timur (NTT) dengan nilai investasi Rp3,05 triliun. Potensi lapangan kerja sebanyak 5.224 orang.
5. Industri Stainless Steel Slab (Nikel) di Kawasan Industri Morowali, Sulawesi Tengah dengan nilai investasi Rp38,4 Triliun. Potensi lapangan kerja sebanyak 12.000 orang.
6. Industri Copper Rod, Wire & Tube (katoda tembaga) di Gresik, Jawa Timur dengan nilai investasi Rp19,2 triliun. Potensi lapangan kerja sebanyak 9.700 orang.
7. Industri Besi Baja (Pasir Besi) di Kabupaten Sarmi, Papua dengan nilai investasi Rp19 triliun. Potensi lapangan kerja sebanyak 18.000 orang.
8. Industri Chemical Grade Alumina (Bauksit) di Kendawangan, Kalimantan Barat dengan nilai investasi Rp17,3 triliun. Potensi lapangan kerja sebanyak 7.100 orang.
9. Industri Oleoresin (Pala), di Kabupaten Fakfak, Papua Barat dengan nilai investasi Rp1,8 triliun. Potensi lapangan kerja sebanyak 1.850 orang.
10. Industri Oleofood (Kelapa Sawit) di KEK Maloy Batuta Trans Kalimantan Timur (MBTK) Rp3 triliun. Potensi lapangan kerja sebanyak 4.800 orang.
11. Industri Nata de Coco, Medium-Chain Triglycerides (MCT), Coconut Flour, Activated Carbon (Kelapa) di Kawasan Industri Tenayan, Riau dengan nilai investasi Rp2,3 triliun. Potensi lapangan kerja sebanyak 22.100 orang.
12. Industri Chlor Alkali Plant (Garam) di Aceh, Kalimantan Timur, Jawa Timur, Sumatera Selatan, Riau, Banten, dan NTT dengan nilai transaksi Rp16 triliun. Potensi lapangan kerja sebanyak 33.000 orang.
13. Industri Fillet Tilapia (Ikan Tilapia) di Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur dengan nilai investasi Rp1 triliun. Potensi lapangan kerja sebanyak 27.600 orang.
14. Industri Carrageenan (Rumput Laut) di Kupang, NTT dengan nilai investasi sebesar Rp212 miliar. Potensi lapangan kerja sebanyak 1.700 orang.
15. Oil Refinery di Lhokseumawe, Sibolga, Natuna, Cilegon, Sukabumi, Semarang, Surabaya, Sampang, Pontianak, Badung, Bima, Ende, Makassar, Donggala, Bitung, Ambon, Halmahera Utara dan Fakfak dengan nilai investasi sebesar Rp160 Triliun. Potensi lapangan kerja sebanyak 44.000 orang.
16. Oil Storage Tanks di Lhokseumawe, Sibolga, Natuna, Cilegon, Sukabumi, Semarang, Surabaya, Sampang, Pontianak, Badung, Bima, Ende, Makassar, Donggala, Bitung, Ambon, Halmahera Utara dan Fakfak dengan nilai investasi sebesar Rp72 triliun. Potensi lapangan kerja sebanyak 6.960 orang.
17. Modul Surya Terintegrasi (Bauksit dan Silika) di Kawasan Industri Batang, Jawa Tengah dengan nilai investasi Rp24 triliun. Potensi lapangan kerja sebanyak 19.500 orang.
18. Industri Bioavtur (Used Cooking Oil) di KBN Marunda, Kawasan Industri CIkarang dan Kawasan Industri Karawang dengan nilai investasi Rp16 triliun. Potensi lapangan kerja sebanyak 10.152 orang.
(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]


















































