Secepat Kilat! Ini Perjalanan Emas Antam dari Rp1,5 Juta - Rp 2,4 Juta

3 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas terus mencetak rekor-rekor baru, bahkan kenaikan harga emas lAntam Logam Mulia dalam setiap kenaikan Rp100.000 per gram hanya membutuhkan waktu yang singkat terutama dalam kenaikan di sepanjang tahun ini.

Di sepanjang tahun ini, harga emas Antam Logam Mulia telah mencapai kenaikan hingga 58% di harga Rp1.520.000 juta per gram atau naik Rp887.000 per gram.

Untuk mencapai kenaikan Rp100.000 per gram logam mulia Antam, cenderung hanya membutuhkan waktu kurang dari 1 bulan.

Pada 27 Desember 2024 harga logam mulia Antam berada di level Rp1.520.000 per gram. Untuk menuju Rp1.606.000 per gram hanya membutuhkan waktu 23 hari tepatnya pada 23 Januari 2025.

Dan untuk menuju level Rp1.701.000 per gram hanya membutuhkan waktu 23 hari juga tepatnya pada 15 Februari 2025.

Dan level Rp1.806.000 per gram pun sedikit membutuhkan waktu lebih lama yakni mencapai 41 hari tepatnya pada 30 Maret 2025.

Dan menuju level Rp1.904.000 per gram membutuhkan waktu lebih cepat hanya 16 hari tepatnya pada 14 April 2025.

Dan untuk menuju level krusial Rp2.016.000 per gram hanya membutuhkan waktu singkat 8 hari saja tepatnya pada 23 April 2025.

Dan untuk menuju level Rp2.105.000 per gram membutuhkan waktu lebih lama mencapai 5 bulan tepatnya hingga 16 September 2025.

Sementara untuk menuju level Rp2.222.000 per gram membutuhkan waktu cepat hanya 12 hari tepatnya pada 29 September 2025.

Selain itu untuk menuju level Rp2.303.000 per gram membutuhkan waktu hanya 10 hari saja tepatnya pada 9 Oktober 2025.

Dan hari ini 16 Oktober 2025 harga logam mulia Antam mencapai level baru Rp2.407.000 per gram, hanya butuh waktu 7 hari saja mencapai level ini.

Sejalan Kenaikan Emas Dunia

Kenaikan harga emas logam mulia Antam beriringan dengan kenaikan harga emas global di pasar spot (XAU) yang telah mencapai 61% di sepanjang tahun ini hingga perdagangan intraday Kamis (16/10/2025), di level US$4.232,05 per troy ons.

Harga emas menembus US$4.200 per troy ons untuk pertama kalinya pada hari Rabu, memperpanjang rekor reli seiring meningkatnya spekulasi penurunan suku bunga dan kekhawatiran geopolitik yang mendorong investor beralih ke logam safe haven.


Emas telah melonjak lebih dari 60% tahun ini, didorong oleh berbagai faktor termasuk ketegangan geopolitik, spekulasi penurunan suku bunga, pembelian oleh bank sentral, dedolarisasi, dan arus masuk ETF yang kuat.

Dolar melemah terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya setelah Ketua Federal Reserve Jerome Powell menyampaikan nada dovish pada hari Selasa, mengatakan bahwa pasar tenaga kerja AS masih terperosok dalam "kelesuan perekrutan dan pemecatan yang rendah."

Emas dianggap sebagai lindung nilai tradisional terhadap ketidakpastian dan inflasi, dan juga berkembang pesat di lingkungan suku bunga rendah karena merupakan aset yang tidak memberikan imbal hasil.

Para pelaku pasar juga memperkirakan penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin pada bulan Oktober, dengan probabilitas 98%, diikuti oleh penurunan suku bunga berikutnya pada bulan Desember, yang sepenuhnya diperkirakan sebesar 100%.

Menambah tawaran safe haven, Presiden AS Donald Trump mengatakan Washington sedang mempertimbangkan untuk memutus beberapa hubungan dagang dengan China setelah kedua belah pihak memberlakukan biaya pelabuhan yang saling balas minggu ini.

Hal-hal inilah yang mendorong kenaikan emas terus melejit dan mencetak rekor-rekor baru tertinggi sepanjang sejarah.


Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(saw/saw)

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |