Pusat Mebel Klender Sepi, Bos Pengusaha Tunjuk Langsung Penyebabnya

6 days ago 6

Jakarta, CNBC Indonesia - Jejak kejayaan pusat mebel Klender, Jakarta Timur, kini semakin pudar. Deretan toko yang dulu ramai kini tampak sepi, bahkan sebagian sudah tutup. Para pedagang pun mengeluhkan menurunnya omzet penjualan akibat serbuan produk impor dan pergeseran pola belanja masyarakat.

Latief, salah satu pedagang mebel di Klender, menyebut kondisi sepinya pusat mebel legendaris ini karena persaingan dengan toko online. Meskipun demikian, dia menegaskan, kualitas produk mebel lokal jauh lebih baik dibandingkan produk yang dijual secara online.

"Toko online yang bikin parah (menurunkan penjualan di Pusat Mebel Klender), karena harga-harga mereka lebih murah. Tapi kalau dibandingin sama kualitas, jelas jauh berbeda, mungkin lebih bagus offline, tapi tetap orang-orang sudah jarang ke toko offline, kecuali yang udah kecewa sama online," kata Latief saat ditemui CNBC Indonesia, dikutip Rabu (26/3/2025).

Terpisah, Ketua Umum Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) Abdul Sobur pun mengonfirmasi, kondisi pasar domestik saat ini memang tengah tergerus oleh mebel impor, baik yang dijual secara online maupun offline.

"Pasar Klender dan pusat mebel lainnya, yang menjadi pemasok untuk masyarakat Jakarta, pinggiran Jakarta, ke Bekasi dan lain-lain itu kemakan dengan mebel-mebel impor," kata Sobur dalam konferensi pers HIMKI di Jakarta.

Menurut data HIMKI, impor mebel ke Indonesia tahun 2024 meningkat signifikan, mencapai 16,64% kenaikannya, dengan nilai sekitar US$ 1,2 miliar atau setara Rp18,04 triliun. Produk-produk impor ini perlahan merebut pasar yang sebelumnya dikuasai oleh perajin lokal.

Sobur menyoroti bagaimana gaya belanja masyarakat yang berubah turut berkontribusi terhadap fenomena ini.

"Mereka datang ke Informa, IKEA, dan lain-lain. Misalnya, sebelum belanja bisa makan dulu atau sambil belanja kebutuhan lain. Tapi belum tentu barang-barangnya sekuat buatan kita (produk lokal)," katanya.

Untuk mengatasi masalah ini, HIMKI mengusulkan agar pemerintah memperketat kebijakan impor, termasuk dengan memindahkan pelabuhan impor ke luar Jawa agar aksesnya lebih sulit. Namun, usulan ini terkendala oleh aturan perdagangan yang berlaku.

"Saya sudah menyampaikan di depan Menteri Perdagangan untuk memindahkan pelabuhan. Tapi rupanya itu terkendala. Katanya nggak bisa melakukan seperti itu," jelas Sobur.

Sebagai solusi lain, HIMKI mendorong pemberlakuan pajak tambahan terhadap produk impor, sebagaimana yang dilakukan Amerika Serikat untuk melindungi industri dalam negerinya.

"Kita bisa meminta pemberlakuan pajak supaya industri di dalam negeri terlindungi," tegasnya.


(dce)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Sektor Kurir China Ekspansi

Next Article Pengusaha Ekspor Mebel Bicara PPN 12%, Ingatkan Ancaman Efek Buruk

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |