Kesaksian Kondisi Kesehatan Paus Fransiskus: Sudah di Ambang Kematian

1 week ago 11

Jakarta, CNBC Indonesia - Paus Fransiskus nyaris kehilangan nyawanya saat menjalani perawatan di Rumah Sakit Gemelli, Roma, akibat pneumonia yang menyerang kedua paru-parunya. Situasi kritis ini membuat tim medis harus menghadapi pilihan sulit: membiarkan kondisi beliau memburuk atau terus berupaya menyelamatkannya dengan segala cara.

Hal ini diungkapkan oleh Sergio Alfieri, kepala tim medis yang menangani Paus, dalam sebuah wawancara dengan Corriere della Sera yang diterbitkan pada Selasa (25/3/2025).

Paus Fransiskus, yang berusia 88 tahun, menghabiskan lebih dari lima minggu di rumah sakit sebelum akhirnya diperbolehkan pulang pada Minggu (23/3/2025). Selama masa perawatan, beliau mengalami empat kali krisis pernapasan yang mengancam nyawanya.

Episode paling kritis terjadi pada 28 Februari, ketika beliau tanpa sengaja menghirup muntahannya sendiri, yang memperburuk kondisinya.

"Kami semua menyadari bahwa situasinya semakin memburuk dan ada risiko beliau tidak akan selamat," ujar Alfieri.

"Kami harus memilih apakah akan menghentikan perawatan dan membiarkan beliau pergi, atau terus berjuang dengan segala obat dan terapi yang tersedia, meskipun risikonya sangat tinggi bagi organ lain."

Keputusan untuk terus berjuang akhirnya diambil berkat dorongan dari perawat pribadi Paus, Massimiliano Strappetti, yang meminta tim medis untuk mencoba segala kemungkinan.

"Lakukan semuanya, jangan menyerah," kenang Alfieri tentang perkataan Strappetti.

Paus Fransiskus sendiri sepenuhnya sadar akan bahaya yang dihadapinya dan kemungkinan bahwa beliau mungkin tidak akan bertahan melewati malam itu.

"Kami melihat seorang pria yang sedang berjuang melawan penderitaan," kata Alfieri. "Namun sejak hari pertama, beliau ingin kami jujur kepadanya tentang kondisinya."

Dalam momen-momen kritis itu, Alfieri menyaksikan keharuan di antara orang-orang di sekitar Paus. "Saya melihat air mata di mata beberapa orang yang, saya tahu, benar-benar mencintai beliau seperti seorang ayah."

Setelah insiden pertama, Paus kembali mengalami serangan pernapasan yang serius, salah satunya terjadi saat beliau sedang makan. Lagi-lagi, muntahannya masuk ke paru-paru, semakin memperberat kerja organ vital tersebut.

"Dalam situasi seperti ini, jika tidak segera ditangani, seseorang bisa mengalami kematian mendadak," kata Alfieri. "Itu adalah saat yang mengerikan, kami benar-benar berpikir bahwa beliau tidak akan bertahan."

Namun, kesehatan Paus perlahan mulai membaik, dan pada 10 Maret, dokter menyatakan bahwa beliau tidak lagi dalam bahaya yang mengancam nyawa. Seiring dengan pemulihannya, beliau mulai bergerak dengan kursi roda di dalam bangsal rumah sakit dan bahkan sempat mentraktir pizza untuk seluruh tim medis yang telah merawatnya.

Meskipun kondisinya membaik, Paus Fransiskus memutuskan untuk segera kembali ke kediamannya di Casa Santa Marta, Kota Vatikan. Para dokter menyarankan agar beliau tetap menjalani masa pemulihan setidaknya selama dua bulan ke depan, dengan pengawasan medis ketat. Alfieri mengatakan bahwa tubuh Paus masih memerlukan waktu untuk benar-benar pulih.

Di tengah pemulihan Paus, kunjungan kenegaraan Raja Charles ke Vatikan yang semula dijadwalkan dalam dua minggu mendatang akhirnya ditunda atas kesepakatan bersama.

Keputusan ini diambil setelah adanya saran medis bahwa Paus memerlukan lebih banyak waktu untuk beristirahat. Meskipun kunjungan ke Vatikan dibatalkan, Raja Charles dan Ratu Camilla tetap akan melanjutkan kunjungan mereka ke Italia dengan beberapa perubahan dalam agenda perjalanan.

Saat ini, Paus Fransiskus tetap menjalani pemulihan dengan harapan agar dapat kembali menjalankan tugas-tugasnya sebagai pemimpin Gereja Katolik dalam kondisi yang lebih baik.


(luc/luc)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Paus Fransiskus Keluar RS, Warga Sambut Gembira

Next Article Paus Fransiskus dalam Kondisi Kritis, Ini Penjelasan Vatikan

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |