AS Diam-Diam Kerahkan Jet Tempur F-15 ke Samudra Hindia, Ada Apa?

5 hours ago 3

Jakarta, CNBC Indonesia - Amerika Serikat diam-diam meningkatkan kesiagaan militernya di kawasan Samudra Hindia dengan mengerahkan pesawat tempur F-15 ke Pulau Diego Garcia, wilayah strategis milik Inggris yang menjadi pusat operasi militer gabungan AS-Inggris.

Langkah ini diambil untuk melindungi aset-aset militer penting di pulau tersebut, termasuk pengebom B-52H dan pesawat lainnya, di tengah meningkatnya ancaman dari Iran dan kelompok proksinya di kawasan Timur Tengah.

Juru bicara Komando Indo-Pasifik AS, CDR Matthew Comer, mengonfirmasi kepada The War Zone bahwa pengiriman F-15 dilakukan untuk tujuan "force protection" atau perlindungan kekuatan. Meski tidak memerinci jumlah pesawat yang dikerahkan, laporan The War Zone menyebutkan bahwa setidaknya empat jet tempur F-15 telah dikirimkan ke Diego Garcia.

"F-15 dikerahkan untuk memberikan perlindungan terhadap aset-aset di sana," ujar CDR Comer dalam keterangannya, sebagaimana dikutip dari Newsweek, Minggu (18/5/2025).

Pulau Diego Garcia, yang termasuk dalam British Indian Ocean Territory (BIOT), selama ini dikenal sebagai salah satu pangkalan militer paling strategis di dunia.

Pulau ini menjadi rumah bagi berbagai aset penting militer AS, termasuk, Operasi Space Force, pelabuhan bagi kapal Angkatan Laut AS, skuadron kapal pra-penempatan Sealift Command, dan pangkalan udara untuk pesawat-pesawat pengebom dan pengisian bahan bakar.

Selain itu, The War Zone juga melaporkan bahwa enam pembom siluman B-2 Spirit secara tidak biasa mulai berdatangan ke pulau ini sejak Maret lalu. Pesawat-pesawat ini kemudian dilibatkan dalam serangan terhadap milisi Houthi yang didukung Iran di Yaman.

Meski lokasinya yang terpencil membuat Diego Garcia relatif aman, laporan menunjukkan bahwa Iran telah berkembang menjadi ancaman nyata, termasuk dengan kemampuan meluncurkan rudal balistik dan jelajah dari kontainer pengapalan standar-sebuah taktik baru yang mengaburkan peluncuran militer dari aktivitas sipil.

Iran juga telah mengembangkan drone kamikaze jarak jauh, yang dapat menjangkau target jauh di luar wilayah Teluk. Di tengah kekhawatiran ini, pengerahan F-15 oleh AS dinilai sebagai langkah preventif untuk memperkuat pertahanan asetnya sebelum potensi eskalasi konflik terjadi.

Selain F-15, citra satelit terbaru yang dianalisis oleh The War Zone menunjukkan keberadaan lima pesawat tanker KC-135, satu pesawat kargo C-17, dan satu pesawat sipil berwarna putih yang diyakini digunakan untuk operasi militer.

Belum diketahui secara pasti apakah jet yang dikirim adalah F-15C/D Eagles, yang saat ini sedang dipensiunkan secara bertahap oleh AU AS, atau varian F-15E Strike Eagles yang masih aktif dalam operasi tempur.

Sebelumnya, AS sempat menjalankan kampanye militer bernama Operation Rough Rider untuk menghantam milisi Houthi di Yaman, yang berulang kali menyerang kapal dan pesawat AS.

Selama operasi berlangsung, milisi Houthi berhasil menembak jatuh setidaknya tujuh drone MQ-9 Reaper milik AS, serta menargetkan kapal perang seperti USS Harry S. Truman, yang bahkan kehilangan dua pesawat F/A-18 dari dek kapalnya.

Namun, Presiden Donald Trump baru-baru ini mengumumkan penghentian sementara kampanye pengeboman terhadap Houthi. Meski demikian, ia tidak menutup kemungkinan penggunaan kekuatan militer kembali terhadap kelompok bersenjata yang didukung Teheran.


(luc/luc)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Iran & AS Sepakat Lanjutkan Negosiasi Soal Nuklir

Next Article Pemimpin Tertinggi Iran Enggan Berunding dengan AS: "Tak Cerdas"

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |