7 BUMN Raksasa Setor Dividen Rp 97 T ke Danantara, Buat Apa?

6 days ago 4

Jakarta, CNBC Indonesia - Deretan perusahaan badan usaha milik negara (BUMN) sudah mengumumkan pembagian dividen dari laba tahun buku 2024.

Dan, sejak perusahaan BUMN masuk ke dalam Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara), maka dividen yang dikeluarkan oleh setiap BUMN dengan sendirinya akan masuk ke Danantara.

Kami mencatat dari tujuh BUMN besar yang akan dikelola Danantara, sudah ada empat yang membagikan dividen dari laba tahun lalu, di antara-nya MIND ID, Bank Mandiri, Bank BNI, dan Bank BRI.

MIND ID terbilang yang paling cepat melaporkan dividen senilai Rp11,2 triliun. Nilai tersebut seluruhnya masuk ke negara mengingat 100% kepemilikan saham perusahaan holding pertambangan mineral dan batu bara (minerba) ini punya pemerintah dan segera berganti kepemilikan di bawah Danantara atau PT Biro Klasifikasi Indonesia (Persero), perusahaan induk (holding) operasional Danantara.

Sementara itu, dari bank Himbara dalam beberapa hari ini sudah kompak melaporkan pembagian dividen mereka.

Bank BRI mengumumkan dua hari lalu pada Senin (24/3/2025) sebanyak Rp51,74 triliun. Dari nominal itu, pemerintah mendapatkan porsi 53,18%.

Lalu diikuti Bank Mandiri pada kemarin telah mengumumkan dividen, dengan setoran dividen ke Danantara sebanyak Rp23,66 triliun dan Bank BNI pada hari ini sepakat memberikan dividen ke badan pengelola investasi negara ini senilai Rp8,37 triliun.

Berikut rincian lengkapnya :

Dari tabel di atas kami juga mencatat BUMN besar lain yang belum mengumumkan dividen, seperti Telkom Indonesia, Pertamina, dan PLN.

Oleh karena itu, kami memberikan asumsi lebih konsevatif bahwa potensial pembagian dividen dari mereka akan sama atau tidak berbeda jauh dari dividen tahun buku 2023. Sehingga, jika ditotal semuanya dari tujuh BUMN besar itu, Danantara akan mendapatkan dividen sebanyak Rp97,06 triliun.

Lantas, dana segar itu akan digunakan Danantara untuk apa?

Rosan Roeslani, CEO Danantara mengungkapkan bahwa dividen yang didapatkan dari sederet BUMN itu akan digunakan Danantara untuk investasi lagi.

"Nanti peran dari treasury untuk memastikan dana itu juga terinvestasikan dengan baik dan benar, sebelum masuk ke investasi jangka panjang." ungkap Rosan Roeslani, CEO Danantara, dalam keterangan pers, Senin (24/3/2025).

Nantinya, kriteria investasi akan ditetapkan, mulai dari jangka waktunya, dampaknya untuk meningkatkan ekspor impor, dan agar Indonesia memiliki daya saing. Dana yang masuk secara bertahap melalui dividen ini akan digunakan untuk investasi ke depan.

Sebagai catatan, Danantara ini punya dua holding yakni Holding Investasi dan Holding Operasional.

Holding investasi berwenang melakukan penyusunan dan mengusulkan rencana kerja dan anggaran perusahaan, melakukan pengelolaan dividen BUMN, melakukan pemberdayaan aset, menerbitkan surat utang dan/atau menerima pinjaman, memberikan pinjaman dan/atau penjaminan kepada holding operasional, BUMN atau anak usaha BUMN.

Sementara, holding operasional Danantara memiliki tugas, seperti melakukan pengelolaan operasional BUMN, melaksanakan tugas lain yang ditetapkan oleh menteri atau badan.

Sebelumnya, Utusan Khusus Presiden Bidang Iklim dan Energi Hashim Djojohadikusumo juga mengungkapkan sejumlah dana yang dikelola oleh Danantara akan digunakan untuk membantu pembiayaan program perumahan.

"Dana dari Danantara akan ditempatkan di bank yang mau ikut di program perumahan," jelas Hashim dalam CNBC Indonesia ESG Sustainability Forum 2025, Jumat (31/1/2025).

Dirinya juga mengungkapkan penempatan dana Danantara ini diharapkan mampu menjadi bantalan bagi perbankan untuk dapat menawarkan KPR dengan tenor yang lebih panjang dari semua maksimal 20 tahun menjadi 30 tahun guna menekan biaya cicilan yang harus dibayarkan untuk dapat memiliki rumah.

Terkait upaya menyukseskan program perumahan, Hashim juga ikut menyoroti peran sejumlah pihak lain yang memiliki likuiditas tinggi termasuk BPJS, Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) hingga Bakti agar dapat turun tangan dan mengambil peran lebih besar.

"BPJS, LPS, Bakti sesungguhnya punya ratusan triliun likuiditas, tapi tidak digunakan. Jadi ini mau dipakai dana itu untuk investasi beragun aset (assets backed security) seperti housing dan real estate," ungkap Hashim.

Hashim juga mengungkap sejumlah proyek energi yang berpeluang dibiayai oleh Danantara. Ia merinci proyek tersebut akan selaras dengan rencana pemerintah untuk menambah kapasitas pembangkit listrik sebesar 100 gigawatt (GW), di mana sebanyak 75% atau 75 GW di antaranya berasal dari energi baru dan terbarukan (EBT).

"Banyak negara di dunia mayoritas tidak punya, ini 7 GW setahun. [Kapasitas] 75 GW itu diharapkan dari EBT, kemudian 4,3 GW itu diharapkan dari nuklir," kata Hashim disela acara CNBC Economic Outlook 2025, Rabu (26/2/2025).

CNBC INDONESIA RESEARCH

Sanggahan : Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investor terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

(tsn/tsn)

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |